Kamis, 26 Januari 2017

Contoh proposal penelitian pariwisata || Onnaed










PENGELOLAAN PARIWISATA GUNUNG KAPUR DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BATU PUTIH SUMENEP


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
2014 - 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kabupaten Sumenep adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093,45 km² dan populasi 1.041.915 jiwa. Kabupaten Sumenep yang berada diujung timur Pulau Madura merupakan Wilayah yang unik karena selain terdiri wilayah daratan dengan pulau yang tersebar berjumlah 126 pulau (berdasarkan hasil sinkronisasi Luas Wilayah Kabupaten Sumenep).
Jumlah pulau berpenghuni di Kabupaten Sumenep hanya 48 pulau atau 38%, sedangkan pulau yang tidak berpenghuni sebanyak 78 pulau atau 62%. Koordinasi pembinaan wilayah juga dibutuhkan untuk menjaga integrasi pulau-pulau terluar dan wilayah strategis lainnya. Pulau Karamian di Kecamatan Masalembu adalah pulau terluar di bagian utara yang berdekatan dengan Kalimantan Selatan dan jarak tempuhnya + 151 Mil Laut dari Pelabuhan Kalianget, sedangkan Pulau Sakala merupakan pulau terluar di bagian timur yang berdekatan dengan Pulau Sulawesi dan jarak tempuhnya dari Pelabuhan Kalianget + 165 Mil Laut.Pulau yang paling utara adalah Pulau Karamian dalam gugusan Kepulauan Masalembu dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala. (lontarmadura.com)
Ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Sumenep dapat disebut dengan kabupaten kepulauan. Karena itu, tak salah bila daerah ini mempunyai karakteristik unik, yakni kehidupan penduduknya tidak jauh dari sektor kelautan dan peri kanan, terutama di dacmh kepulauan. Dalam skema  pengembangan Madura, Kabupnten Sumenep dipersiapkan sebagai tujuan wisata, perikanan, peternakan dan industri penggaraman. Dengan ditunjang lingkungan biofisik dan posisi yang strategis. Struktur perekonomian kabupaten ini didominasi sector kelautan, pertanian, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa. (Badan Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Jatim:2009/11)
Sumenep merupakan kabupaten paling timur di pulau Madura dan terkenal sebagai slah satu daerah tujuan wisata di propinsi Jawa Timur. Salah satu objek wisata yang ada di kabupaten Sumenep berada di kecamatan Batuputih. Dari sisi geografis, kecamatan Batuputih terletak di dataran tinggi. Dari pusat kota Sumenep berjarak ±20 km ke arah utara, Dilihat dari kondisi struktur tanah dan bentang alamnya yang berupa pegunungan, pastinya hal yang tampak adalah kekeringan atau kekurangan air serta tanah tadah hujan, Meskipun kenyataan ini menjadi suatu yang tak bisa dihapuskan dari perjalanan masyarakat Batuputih menempuh kehidupan. Namun disini mempunyai suber daya alam yang bisa dijadikan pendongkrak ekonomi masyarakat sekitar, yaitu gunung kapur lokasi pertambangan batu putih yang dapat dieksplorasi menjadi kawasan wisata. (Nusapedia.com)
Gunung kapur di kecamatan batu putih ini merupakan bentangan daratan yang mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan kawasan wisata modern karena panorama alamnya yang indah. Jika kawasan tersebut benar direalisasikan sebagai kawasan pariwisata modern, pasti dapat membantu meningkatkan perekonomian  masyarakat di kecamatan batu putih.
Disini terdapat beberapa penambangan batu putih dengan berbagai macam jenis, jika dibagi dengan alat penambangan disini bisa dibagi dua yaitu penambangan dengan alat modern dan penambangan dengan alat tradisional, mereka sama-sama mencari untung dengan mengeruk batu kapur yang ada di pegunungan ini. Untuk tujuan fotografi tempat ini juga cocok dijadikan tempat berfoto karena pemandangannya yang bagus dan tempat ini bersebarangan dengan laut pantura pulau Madura yang dikenal indah dengan gugusan bibir pantai pasir putih yang membentang sepanjang bibir pantai ini dan juga merupakan terusan dari Pantai Badur dan Pantai Lombang. (portal Madura)
Dari semua potensi yang dimiliki kawasan gunung kapur batu putih seharusnya dapat dimaksimalkan menjadi daerah pariwisata modern. Namun pemerintah kabupaten Sumenep tampaknya belum melihat potensi tersembunyi gunung kapur batu putih, hal ini ditunjukkan dengan terbiarkannya kawasan ini tanpa bangunan – bangunan. Jika kita hendak mengunjungi kawasan tersebut, akan ditemukan banyak jalan yang rusak dan belum diperbaiki untuk akses menuju kawasan gunung kapur, ini jelas mengindikasikan bahwa kawasan gunung kapur belum terjamah oleh kebijakan pemerintah kabupaten. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengelolaan pariwisata gunung kapur dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kecamatan batu putih sumenep.

1.2  perumusan Masalah
berdasarkan latar belakang di atas, untuk mengkaji dan mengulas tentang pengelolaan pariwisata gunung kapur dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kecamatan batu putih sumenep, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengelolaan pariwisata gunung kapur dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kecamatan batu putih sumenep

1.3              Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengelolaan pariwisata gunung kapur dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kecamatan batu putih sumenep

1.4              Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1.      Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi bahan perbandingan dan bahan kajian untuk penelitian sebelumnya
2.      Hasil penelitian bisa digunakan sebagai referensi untuk bahan penelitian selanjutnya
3.      Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi solusi bagi pengambil kebijakan di kabupaten sumenepdalam mengelola gunung kapur di batu putih
4.      Untuk memperoleh gambaran tentang potensi pariwisata gunung kapur batu putih




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1             2.1  KAJIAN TEORI PENGELOLAAN

2.2 Kajian teori pariwisata

2.3 Kajian teori Kesejahteraan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1              Fokus penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan atau metode penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Moleong (2006:4) yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dalam penelitian ini, penulisan menggunakan pendekatan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Masalah pokok yang bersumber dari pengalaman penelitian atau pengetahuan yang diperolehnya melalui keputusan yang ilmiah .Moleong(2006:97).
Berdasar pengertian diatas maka terjadi fokus atau titik perhatian dalam penelitian ini adalah peranan lembaga permasyarakatan terhadap narapidana melalui pemberdayaan keterampilan usaha di Lembaga Pemasyarakatan Kedung Pane Semarang.
Indikator Penelitian:
1.      Potensi local yang dimiliki oleh kawasan gunung kapur kecamatan batu putih sumenep.
2.      Faktor penghambat yang mungkin terjadi saat kegiatan ekspolrasi dilakukan.
3.      Pemberdayaan masyarakat kecamatan batu putih menjadi masyarakat wisata.
4.      Konsep dan mekanisme eksplorasi alam gunung kapur kecamatan batu putih

3.2              Lokasi penelitian
Lokasi merupakan salah satu konsep dasar geografi terpenting. Karena lokasi dapat menunjukkan posisi suatu tempat.
Lokasi yang menjadi tempat penelitian pengelolaan pariwisata gunung kapur dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kecamatan batu putih sumenep adalah di Gunung kapur batu putih dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumenep.

3.3              Sumber data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya maka sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Sumber data adalah sumber dari mana diperoleh Suharsimi Arikunto (2010:172) Menurut Jonathan Sarwono (2006:209), jika dilihat dari jenisnya maka data kualitatif dapat dibedakan sebagai data primer dan data sekunder.
1.      Data primer
Data primer adalah data berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya dan dapat direkam atau dicatat oleh peneliti. Data primer yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa teks hasil wawancara dengan beberapa responden, dalam hal ini beberapa pihak dari kepala dinas kebudayaan dan periwisata kabupaten sumenep, serta masyarakat di kecamatan batu putih sumenep.
2.       Data sekunder
Data sekunder adalah data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat, mendengarkan Data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah berupa data hasil observasi dan dokumentasi.

3.4              Instrumen penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara yang ditujukan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan gunung kapur kecamatan batu putih dan untuk kepala dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten Sumenep.
Berikut daftar pertanyaan yang akan ditujukan kepada pihak dinas kebudayaan dan periwisata Kabupaten Sumenep.
1.      Sejauh mana anda melihat potensi kawasan gunung kapur di kecamatan batu putih ?
2.      Apakah dalam tahun anggaran 2015 – 2016 ada rencana untuk memfokuskan pembangunan pariwisata?
3.      Apakah ada interpretasi untuk membangun kawasan gunung kapur menjadi kawasan pariwisata modern?
4.      Apa harapan anda ke depan untuk kawasan gunung kapur ini ?
Berikut daftar pertanyaan yang akan ditujukan kepada masyarakat di sekitar lokasi gunung kapur kecamatan batu putih.
1.      Sejauh ini, apakah ada perhatian dari pemerintah dalam membangun kawasan gunung kapur ?
2.      Apakah anda setuju jika kawasan gunung kapur dijadikan kawasan wisata ?
3.      Apakah anda akan memberikan dukungan berupa gerakan gotong royong bersama untuk membantu pembangunan kawasan gunung kapur ?
4.      Apa harapan anda jika seandainya pembangunan tersebut benar-benar dilakukan oleh pemerintah ?

3.5              Subyek penelitian
Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 10 masyarakat. Pengambilan sampel menggunakan teknik wawancara

3.6              Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data kualitatif, sehingga teknik pengumpulan datanya menggunakan :
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (Djumhur dan Muh.Surya,1985)
Wawancara adalah kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan menggungkapkan pertanyaan- pertanyaan pada para responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara interviewer (s) dengan responden dan kegiatan dilakukan secara lisan. P.joko subagyo (2006:39)
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan pertanyaan untuk dijawab oleh yang diwawancarai.
Dalam hal ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data yang berupa pedoman wawancara yaitu instrumen-instrumen berbentuk pertanyaan pertanyaan yang diajukan secara langsung kepada responden yang terlibat, yaitu kepala dinas kebudayaan dan pariwisata, dan masyarakat di sekitar lokasi gunung kapur kecamatan batu putih.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek yang diselidiki, disebut observer langsung.
Sedangkan observer tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui film atau rangkaian slide atau rangkaian foto. Rahman (2003:77)
Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit karena itu observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta di bantu dengan pancaindra lainnya.(Burhan bungin,2007:115
Observasi adalah pengamatan atau peninjauan secara cermat, KBBI(2009 : 340). Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen, Suharsimi Arikunto (2010 : 272).
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen, Suharsimi Arikunto (2010 : 272).
Dalam hal ini peneliti mengobservasi masyarakat di kecamatan batu putih kaitannya dengan respon mereka terhadap kegiatan eksplorasi pariwisata gunung kapur, peneliti juga mengobservasi masyarakat lain di kabupaten sumenep apakah setuju atau kurang setuju.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan objek perolehan informasi dengan memperhatikan tiga macam sumber yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people) Suharsimi Arikunto(2006 : 135)
Dokumentasi yang peneliti kumpulkan adalah dokumentasi kegiatan mayarakat sekitar gunung kapur dan macam-macam potensi alam gunung kapur kecamatan batu putih.

3.7              Teknik analisa data
Analisi Data adalah proses mengorganisasi dan mengurutkan antara kepala kategori, dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat diluruskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.Lexy Moleong (2002 : 103).
Analisis data pada peneliti ini menggunakan deskriptif kualitatif yang hanya mengumpulkan, menulis dan menyimpulkan tanggapan dari sumber yang diperoleh penulis dengan cara melakukan wawancara langsung,dan mengumpulkan dokumen- dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini.
Teknik analisis data menurut Miles dan huberman (1992) dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 209-210) mencakup tiga kegiatan yang bersama yaitu:
1. Pengumpulan data
Analisis data dapat dilakukan jika data sudah terkumpul melalui pengumpulan data yang diuraikan pada sebelumnya. Pengumpulan data dimaksudkan dalam tahap analisis data karena tanpa terkumpulnya data analisis tidak dapat dilakukan.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan pemusatan, perhatian, pengabstrasikan dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Dalam proses reduksi ini peneliti mencari data yang benar-benar valid.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan, dan bagan.
4. Penarikan Kesimpulan
Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip, logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan.




DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2004. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Google Books
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Prasetya, No. 7, Juli 2009, hlm.11.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitati untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika
Http://www.lontarmadura.com
http://www.nusapedia.com
Moleong,  j. Lexy, 2002. Metodologi penelitian kualitati, Bandung : Remaja Rosdakarya
Musanef, 1995. Manajemen Pariwisata di Indonesia, Google Books
Wahab, Salah. 1989. Manajemen Kepariwisataan, Google Books

Widiowati, Didiet. 2005. Kesejaahteraan Sosial: Wacana, Implementasi, dan Pengalaman. Google Books

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments system