LAPORAN SURVEI PENELITIAN
PERSEPSI DALAM ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Organisasi terdiri dari berbagai
individu yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pemahaman akan perilaku
individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu membuat organisasi itu
semakin solid sehingga akan lebih mudah mencapai tujuannya. Oleh karena itu,
pembahasan akan kepribadian dan persepsi sangat relevan dalam upaya memahami
perilaku keorganisasian.
Setiap orang dalam
organisasi memilih berbagai petunjuk yang mempengaruhi persepsinya terhadap
orang, obyek, dan simbol. Karena faktor ini dan ketidakseimbangan mereka, orang
seringkali salah persepsi terhadap orang, kelompok, atau obyek lain. Pada
pertimbangan tertentu, orang menginterpretasikan perilaku orang lain dalam
konteks dirinya sendiri .
Persepsi
merupakan proses pemberian arti oleh seseorang terhadap lingkungan. Persepsi
meliputi penafsiran terhadap suatu objek dari sudut pandang atau pengalaman
orang yang bersangkutan. Persepsi juga merupakan suatu sikap, perasaan orang
atau orang-orang (kelompok) terhadap orang, orang-orang (kelompok) atau
golongan manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan, yang berlainan denga
golongan orang yang dipersepsi itu. Pada mulanya persepsi hanya merupakan sikap
dan perasaan negatif, tetapi selanjutnya dapat berubah menjadi berbagai
tindakan negatif atau diskriminatif terhadap seseorang atau kelompok yang
termasuk golongan atau kelompok yang dipersepsi. Tindakan-tindakan itu tidak
didasarkan pada alasan-alasan yang objektif atas pribadi orang yang dikenai tindakan tadi.
Oleh karena
persepsi berperan dalam cara memperoleh pengetahuan khusus tentang objek atau
kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi ketika rangsangan
mengaktifkan indera. Karena persepsi melibatkan kognisi (pengetahuan) ini
termasuk interpretasi objek, simbol-simbol, dan orang-orang dengan pengalaman
yang relevan. Dengan kata lain, persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan,
mengaturnya, dan menerjemahkan atau menginterpretasikan rangsangan yang sudah
teratur itu, untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap.
Kami mengangkat
pernyataan tersebut untuk dijadikan latar belakang dalam survei penelitian
kami, dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca
dalam mengetahui persepsi dan segala aspeknya dalam organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Hasil observasi terhadap persepsi dalam organisasi dan penelitian terkait
dengan hasil peninjauan mengindikasikan berbagai keadaan yang dialami oleh
sebagian besar anggota dalam organisasi memiliki persepsi berbeda. Namun karena
berbagai keterbatasan yang ada pada kelompok kami maka masalah yang akan di
pecahkan dalam penelitian ini dibatasi yaitu: ”apakah sebenarnya persepsi dalam
organisasi itu?”
Masalah diatas menurut peneliti akan dapat di jawab melalui pemecahan satu
sub masalah di bawah ini, yaitu:
Ø Bagaimana persepsi dalam organisasi terbentuk dan terjadi dan meliputi apa
saja persepsi tersebut ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum survei penelitian tentang persepsi dalam organisasi ini adalah
untuk mengetahui apa itu persepsi dan segala penjelasannya, Bagaimana persepsi
dari setiap orang. Penelitian ini ditujukan secara khusus untuk mengetahui
lebih bnyak tentang persepsi orang-orang dalam suatu organisasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Persepsi
Persepsi merupakan suatu
proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima
oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan
penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus
yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan
sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera.
Dengan kata lain persepsi
adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak
manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari individu terhadap stimulus
yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan,
pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses
persepsi.
Persepsi berarti analisis mengenai
cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu
dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda
tersebut
2.2 Jenis-jenis
Persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang
atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi
beberapa jenis.
Ø
Persepsi visual
Ø
Persepsi auditori
Ø
Persepsi perabaan
Ø
Persepsi penciuman
Ø
Persepsi pengecapan
2.3 Proses Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses diterimanya
stimulus melalui pancaindera, lalu stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi.
Persepsi
merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah
rangsangan diterapkan kepada manusia. Dari segi psikologis, dikatakan bahwa
tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang.
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama:
1. seleksi adalah
proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar.
2. Interpretasi yaitu
proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang,
interpretasi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa
lalu, motivasim kepribadian dan kecemasan.
3. Interpretasi dan
persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.
Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi,
interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.
Proses fisik adalah proses stimulus mengenai
alat indera. Proses fisiologis adalah stimulus yang diterima oleh alat indera
diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Proses psikologis adalah proses yang
terjadi di dalam otak.
2.4 Faktor yang
mempenngaruhi Persepsi
Faktor Internal yaitu faktor-faktor
yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
Ø Fisiologis.
Ø
Perhatian.
Ø Minat.
Ø Kebutuhan yang
searah.
Ø Pengalaman dan
ingatan.
Ø Suasana hati.
Faktor Eksternal merupakan karakteristik dari
lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut
dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi
bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
Ø Ukuran dan
penempatan dari obyek atau stimulus.
Ø
Warna dari obyek-obyek.
Ø Keunikan dan
kekontrasan stimulus.
Ø Intensitas dan
kekuatan dari stimulus.
Ø Motion atau
gerakan.
Faktor psikologis lain yang juga
penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi, impresi dan konteks.
2.5
Persepsi Dalam
Perilaku Organisasi
Persepsi merupakan proses kognitif yang kompleks yang dapat memberikan
gambaran yang unik tentang dunia yang sangat berbeda dengan realitasnya, dapat
dikatakan bahwa persepsi merupakan interaksi yg kompleks dari seleksi,
organisasi, dan interpretasi (Robbins, 1993)
Tiga
faktor yg mempengaruhi persepsi yaitu :
1.
Pelaku persepsi ; dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti sikap, motif,
interes, pengalaman masa lalu, dan harapan.
2.
Objek/target persepsi: karakteristik dalam target persepsi yang sedang
diobservasi mempengaruhi segala hal yang dipersepsikan. Makin besar persamaan
suatu objek, maka makin besar kemungkinan untuk mempersepsikan objek tersebut
sebagai sebuah kelompok bersamA.
3.
Konteks situasi dimana persepsi itu dibuat yaitu elemen-elemen dalam lingkungan
sekitar dapat mempengari persepsi seseorang
Persepsi
Organisasi
adalah
aspek persepsi yang memfokuskan apa saja yang perlu dilakukan organisasi
manakala informasi yang pertama kali diterima.
Macam
–macam persepsi organisasi antara lain :
1.
Persepsi pengelompokan, yaitu adanya kecendrungan untuk mengelompokan beberapa
stimuli ke dalam pola yang dikenal. Jika konstelasi-konstelasi yang sederhana
dari berbagai stimuli yang disodorkan kepada kita, kita akan cenderung
mengelompokkannya dalam bentuk closure, kontinuitas, proksimitas, atau
kesamaan.
Closure ialah prisnsip–prinsip? pengelompokan dimana orang kadang
mempersepsikan sesuatu sebagai keseluruhan meskipun ada satu atau beberapa
orang yang tidak mendukung atau menyetujuinya
Kontinuitas
ialah kecendrungan mempersepsikan garis atau pola yang kontinu, tipe ini menuju
kepada keadaan tidak kreatif.Proksimitas atau kedekatan menyatakan bahwa
sekelompok stimuli yang secra bersama saling berdekatan akan dipersepsikan
sebagai satu pola yang menyeluruh. Contohnya beberapa karyawan dalam sebuah
perusahaan mungkin akan diidentifikasikan sebagai sebuah kelompok tunggal
karena adanya kedekatan fisik. Kesamaan, prinsip kesamaan ini menyatakan? bahwa
makin besar kesamaan stimuli, makin besar kecendrungan untuk mempersepsikan
stimuli tersebut sebagai sebuah kelompok umum.
2.
Persepsi Ketetapan, persepsi ini memberikan individu rasa stabil dalam dunia
yang terus berubah dan sesuatu yang konstan didalam bermacam variable yang
kompleks. Pola ini sebagian besar berasal dari proses belajar, tetapi setiap
situasi itu berbeda, disana ada interaksi antara kecendrungan-kecendrungan
bawaan dan hasil belajar didalam seluruh proses persepsi tersebut.
3.
Persepsi konteks, persepsi ini memberikan arti dan nilai untuk stimuli yang
sederhana, contoh: objek, peristiwa, situasi, dan orang orang dimasyrakat.
Kultur dan struktur organisasi memberikan konteks primer dimana manajer dan
karyawan mempraktekan kemampuan persepsinya.
4.
Persepsi Pertahanan, persepsi ini sangat erat kaitannya denga persepsi konteks.
Persepsi ini yaitu ketika seseorang mungkin membentuk sebuah pertahanan
terhadap stimuli atau peristiwa-peristiwa dalam konteks permasalahan yang tidak
dapat diterima atau mengancam secara pribadi atau cultural
Persepsi
Sosial
yaitu
persepsi seseorang terhadap orang lain atau lebih tepatnya bagaimana kita
saling mengenali satu sama lain. Kompleksnya persepsi sosial dapat digambarkan
oleh karakteristik pelaku dan obkek persepsi.
Empat
karakteristik pelaku yang sangat mempengaruhi cara seseorang mempersepsikan
orang lain didalan situasi lingkungan tertentu yaitu :
1.
Mengenali orang lain secara lebih tepat dapat lebih mudah dilakukan dengan
mengenali diri sendiri
2.
Karakteristik pribadi yang paling menonjol akan mempengaruhi persepsi terhadap
orang lain
3.
Orang-orang yang mudah menerima dirinya lebih besar kemungkinannya untuk dapat
melihat aspek-aspek yang baik dari orang-orang lain
4.
Ketepatan dalam mempersepsikan orang lain bukanlah satu-satunya keterampilan
Tiga
karakteristik objek persepsi yang sangat mempengaruhi cara seseorang
mempersepsikan orang lain didalan situasi lingkungan tertentu yaitu :
1.
Status orang yang menjadi objek persepsi akan sangat mempengaruhi persepsi
orang lain terhadapnya
2. Orang
yang sedang menjadi objek perepsi biasanya ditempatkan dalam kategori yang
dapat menyederhanakan persepsi, yaitu status dan peranannya dalam masyarakat
3. watak
(perilaku yang sama berulang-ulang) adalah hal yang dapat dilihat dari orang
yang menjadi objek persepsi
Empat
aplikasi persepsi dalam perusahaan:
1.
Rekruitmen pegawai dengan interview
2.
Evaluasi prestasi kerja:
3. Usaha
karyawan; Penilaian terhadap usaha karyawan harus dilakukan. (lebih banyak karyawan
dipecat karena sikapnya yg burukdan disiplin yg kurang daripada karena kekurang
mampuan bekerja)
4.
Kesetiaan karyawan.(karyawan yg melamar pekerjaan ditempat lain dipersepsikan
tidak setia kepada perusahaan).
BAB III
METODE SURVEI
3.1 Jenis
Metode Survey
1.
Observasi, digunakan untuk melihat keadaan secara langsung mengenai pembahasan
dalam ruang lingkup kegiatan survey.
2. Penyebaran angket, digunakan untuk
memperkuat dan memperjelas bukti fisik saat kegiatan survei berlangsung
3.2 Personalia
yang terlibat dalam survey
a)
Mohammad Nawawi
sebagai Ketua Kelompok dan bertugas dalam pengerjaan laporan secara keseluruhan
dari awal sampai selesai.
b)
Nur hikmah sebagai anggota yang menyebarkan angket langsung ke responden.
c)
Nur melliyana sebagai anggota yang membantu menyumbang uang percetakan
laporan.
d)
Mohammad yanto sebagai anggota yang juga membantu menyumbang uang
percetakan laporan.
e)
Moh. Lukman Arifin sebagai anggota yang juga membantu menyumbang uang
percetakan laporan.
3.3 Teknik
analisis yang digunakan
Dalam kegiatan survey disekolah kelompok kami menggunakan teknik deskriptif
kualitatif, yaitu dalam penelitian kualitatif sumber data dipilih dan
disesuaikan dengan tujuan penelitian. Proses pengumpulan data mengutamakan
perspektif emic (mementingkan bagaimana responden memandang dan menafsirkan
dunia sekitarnya). Sesuai dengan jenis data, penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data, wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Ketiga metode
pengumpulan data ini merupakan ciri khas penelitian kualitatif.
BAB IV
HASIL SURVEI
4.1
Data –data / Informasi Hasil Survei.
Data Responden Survei
NO
|
KOMUNITAS RESPONDEN
|
JUMLAH RESPONDEN
|
1
|
KOPMA WIRRAJA
|
3
|
2
|
IBBI EDUCARE
|
3
|
3
|
KMK MUSIC
|
7
|
4
|
PANDAWA
|
1
|
5
|
TONGKES SARONGGI
|
1
|
6
|
PERS. PERAWAT INDONESIA
|
1
|
7
|
BERANDAL ASTA TINGGI
|
1
|
8
|
VESPA ROMANTIS PAMEKASAN
|
1
|
9
|
THE DOCTOR
|
1
|
10
|
UKM PRAMUKA
|
1
|
11
|
KRYS
|
1
|
12
|
SANGGAR KAPOTREN
|
3
|
13
|
GOLENK
|
1
|
14
|
JIBRIL (JIWA BRANDAL INGAT ILAHI)
|
1
|
15
|
INDIVIDU / TANPA KOMUNITAS
|
4
|
JUMLAH TOTAL
|
30
|
4.2 Teori Perbandingan
yang digunakan.
Persepsi Organisasi adalah aspek persepsi yang memfokuskan apa saja yang
perlu dilakukan organisasi manakala informasi yang pertama kali diterima.
1. Persepsi pengelompokan, yaitu adanya kecendrungan untuk mengelompokan beberapa
stimuli ke dalam pola yang dikenal. Jika konstelasi-konstelasi yang sederhana
dari berbagai stimuli yang disodorkan kepada kita, kita akan cenderung
mengelompokkannya dalam bentuk closure, kontinuitas, proksimitas, atau
kesamaan.
Closure ialah prisnsip–prinsip? pengelompokan dimana orang kadang
mempersepsikan sesuatu sebagai keseluruhan meskipun ada satu atau beberapa
orang yang tidak mendukung atau menyetujuinya
2. Persepsi konteks, persepsi ini memberikan arti dan nilai untuk stimuli
yang sederhana, contoh: objek, peristiwa, situasi, dan orang orang dimasyrakat.
Kultur dan struktur organisasi memberikan konteks primer dimana manajer dan
karyawan mempraktekan kemampuan persepsinya.
3. Tiga karakteristik objek persepsi yang sangat mempengaruhi cara seseorang
mempersepsikan orang lain didalan situasi lingkungan tertentu yaitu :
Ø Status orang yang menjadi objek persepsi akan sangat
mempengaruhi persepsi orang lain terhadapnya
Ø Orang yang sedang menjadi objek perepsi biasanya
ditempatkan dalam kategori yang dapat menyederhanakan persepsi, yaitu status
dan peranannya dalam masyarakat
Ø watak (perilaku yang sama berulang-ulang) adalah hal
yang dapat dilihat dari orang yang menjadi objek persepsi
4.3 Analisis Data
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tanggal 23 Mei 2014 s/d 26 Mei
2014, kelompok kami menyimpulkan bahwa dari tiga teori perbandingan yang kami
gunakan di atas, maka kami membuat daftar pertanyaan yang sesuai dan digunakan
pada anngket yang kami sebarkan.
1. Jika dalam
kelompok anda ada dua orang atau lebih yang punya ciri fisik sama selalu
dipaksa untuk bersama atau dijodoh2kan ? (misal ada 2orang cowok cewek yang
sama2 gendut atau sama2 mata sipit, apakah mereka selalu dijodoh2kan) :
a. iya :
b. tidak :
Dari
pertanyaan tersebut kami menggunakan teori closure sebagai perbandingannya.
Maka diperoleh hasil Dari 30 responden yang kami survei, 9 diantaranya menjawab
ya sedangkan 21 orang menjawab tidak. Kami berkesimpulan teori tersebut kurang
benar dalam artian kurang banyak yang setuju, dari data yang kami dapatkan kami
membuat analisa bahwa dalam teori Closure, dua orang atau lebih yang punya ciri
fisik sama belum tentu dekelompokkan kedalan golongan yang sama oleh anggota
organisasi/komunitas tertentu.
2. jika dalam
kelompok anda sedang membicarakan topik/gosip tertentu, apakah mereka
selalu punya pendapat/persepsi lain
tentang topik tsb? (misal ada berita artis jadian atau putus atau ada kontestan
idol yang tereliminsasi dan kalian sedang membicarakannya, apa kalian nerima2
saja gosip itu atau malah berkomentar sesuai persepsi masing2)
a. iya :
b. tidak :
Dari
pertanyaan tersebut kami menggunakan teori perbandingan karakteristik obyek
persepsi , Maka diperoleh hasil Dari 30 responden yang kami survei, 20
diantaranya menjawab ya sedangkan 10 orang menjawab tidak. Kami berkesimpulan
teori tersebut adalah benar dalam artian
banyak yang setuju, dari data yang kami dapatkan kami membuat analisa
bahwa dalam teori konteks, seseorang yang sedang menilai atau membincangkan
satu obyek, mereka punya persepsi masing- masing dalam menilainya.
3. Apakah
orang-orang dalam kelompok anda selalu menilai orang lain dari status, watak
dan perilaku mereka ? (misal seorang pejabat, artis, dosen, apa kalian
menilainya dari jabatan dan perilakkunya spt suka pejabat korupsi/artis cari
sensasi/dosen galak maka kalian menilai
buruk)
a. iya :
b. tidak :
Dari
pertanyaan tersebut kami menggunakan teori perbandingan persepsi konteks, Maka
diperoleh hasil Dari 30 responden yang kami survei, 23 diantaranya menjawab ya
sedangkan 7 orang menjawab tidak. Kami berkesimpulan teori tersebut adalah
benar dalam artian banyak yang setuju,
dari data yang kami dapatkan kami membuat analisa bahwa dalam teori
karakteristik obyek persepsi, seseorang cenderugn menilai orang lain
berdasarkan status dan wataknya.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
semua data yang kami peroleh dan analisa yang dapat kami simpulkan, maka
persepsi dalam organisasi itu fifty fifty dalam artian semua teori persepsi
dalam organisasi itu jika disesuaikan dengan kenyataan, maka hasilnya adalah
tergantung kepada individu/orangnya dalam berpersepsi. Mereka punya persepsi
masing- masing yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah dari satu teori
tertentu.
5.2
Saran
Saran
kami kepada organisasi, hendaknya para pimpinan harus bijak dalam hal menarik
persepsi dari tiap anggotanya satu per satu karena persepsi tiap orang berbeda
beda, agar dapat diambil keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar